Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menilai produktivitas UMKM di Indonesia masih memiliki daya saing produk yang relatif rendah.
Tidak hanya daya saing UKM yang masih rendah, produk UKM juga dinilai kurang optimal.
Padahal, jumlah UMKM di Indonesia sangat besar yakni 64 juta pelaku pada tahun 2021.
Baca juga: Karya Nyata Pengembangan UKM, Masyarakat Disebut Puas dengan Kinerja Erick Thohir
Teten mengatakan, evolusi UKM diperlukan mengingat perannya sebagai penopang perekonomian nasional.
“Evolusi perlu dilakukan dengan saling mendukung. Evolusi UMKM banyak dilakukan di berbagai negara melalui peran perguruan tinggi dan generasi muda. Evolusi tidak hanya skala usaha, tetapi juga evolusi kualitas produknya. . Menjadi produk unggulan berbasis teknologi dan inovasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (12/12/2022).
Teten mencontohkan kontribusi UKM di Korea Selatan. Ia mengatakan, negara tersebut kini didukung oleh ekonomi kreatif (ekraf).
Ia percaya bahwa ekonomi kreatif juga akan menjadi basis ekonomi di masa depan.
Seperti ekonomi kreatif di Korea Selatan yang eksis melalui K-Pop dan K-Drama yang kini hampir melampaui negara tetangganya Jepang.
“Korea Selatan, dari nation branding Dynamic Korea hingga Creative Korea, telah membuktikan bahwa berbagai merek dan produknya telah memasuki pasar global dan menjadi kekuatan.
ekonomi Asia,” katanya.
Dihadapan para pengunjung Indonesian Creative City Festival (ICCF) 2022, Teten mengatakan potensi ekonomi digital Indonesia perlu dioptimalkan secara maksimal oleh masyarakat, khususnya UKM Indonesia.
Baca juga: Pegiat UMKM dukung arahan Presiden agar kementerian dan pemerintah daerah beli produk dalam negeri
Ia memang telah menekankan pentingnya peran UKM ke depan.
Di tahun 2021 ini, ia menyebutkan betapa pentingnya mempersiapkan UKM untuk masa depan, terutama bagi para pelaku untuk mulai beralih ke bisnis berbasis kreativitas dan teknologi.